Sarana Informasi Terkini & Terpercaya

Pelajar, Mahasiswa dan Santri Hadiri Bedah Buku Perjuangan TRIP

Surabaya, BeritaJatim.Net – Sedikitnya 300 tamu undangan memenuhi Aula Garuda Kampus C Universitas Airlangga Surabaya, Sabtu (11/11/2023). Mereka mengikuti acara bedah buku “TRIP, Perjuanganmu Kuteruskan Sampai Akhir Zaman” karya almarhum Pejuang Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP), Roestono Soeparto Koesoemo.

Sebagai pembedah buku adalah pengamat persenjataan militer, Prof. Nandar dan sejarawan serta budayawan Unair, Prof. Purnaman Basundono. Acara bedah buku ini dipandu Prof. Suparto Widjojo.

Hadir dalam acara ini Rektor Universitas Airlangga, Prof. M. Nasih, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Destry Damayanti dan mantan Menpora Hayono Isman.

Organisasi
Pelajar, Mahasiswa dan Santri Hadiri Bedah Buku Perjuangan TRIP

Destry Damayanti adalah Ketua Umum Pusat Paguyuban MASTRIP sedangkan Hayono Isman sebagai Pembina. Keduanya kebetulan adalah Generasi 2 TRIP.

Para Generasi 2 TRIP bahkan sengaja hadir ke acara ini dengan uniform hitam-hitam, seragam Pejuang TRIP. Ini karena sebagian undangan adalah para pelajar SMA, santri dan mahasiswa.

Hadir pula mantan Ketua Umum PPK KOSGORO, Dr. Bambang W Soeharto beserta istrinya Lenny Marlina dan Bambang Soelastomo, putra almarhum Bung Tomo.
Ketua panitia bedah buku TRIP adalah Prof. Dr Prasetio Ak, M.Hum, menantu almarhum Roestono Soeparto Koesoemo.

Organisasi
Pelajar, Mahasiswa dan Santri Hadiri Bedah Buku Perjuangan TRIP

Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023 sengaja dijadikan momen acara bedah buk TRIP karena bertepatan dengan Dies Natalis ke-69 Universitas Airlangga Surabaya.

Buku setebal 766 halaman ini disusun berdasar catatan mendiang Roestono Soeparto Koesoemo dalam Bahasa Inggris berjudul “The Uneven Battle Along Mt Salak Street, Malang, and the Surrounding Area Thursday, July 31, 1947, TRIP face to face with The Dutch Colonial Forces.”
Catatan yang kemudian dinarasikan dalam bentuk buku ini ditulis almarhum dalam kurun waktu 10 tahun, antara 31 Juli 1992 – 31 Juli 2002.

Pada Perang 31 Juli 1947 di Jalan Salak (kini Jalan Pahlawan TRIP) Kota Malang 35 pejuang TRIP gugur. Jenazahnya kemudian dimakamkan dalam satu liang lahat oleh penduduk di Jalan Salak. Makam pejuang TRIP itu kini dikenal sebagai Monumen Pahlawan TRIP.

Almarhum Roestono tidak hanya mencatat peristiwa perang di Jalan Salak Malang. Berdasarkan penuturan teman-temannya sesama pejuang TRIP, Roestono juga menulis cerita perjuangan TRIP sejak 1945 di Surabaya dan peperangan yang melibatkan pejuang TRIP di tempat lainnya selama kurun waktu 1945-1949.

Organisasi
Pelajar, Mahasiswa dan Santri Hadiri Bedah Buku Perjuangan TRIP

Acara bedah buku ini sebelumnya dilakukan di Jakarta Sabtu (12/08/2023) untuk menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia lewat kerja sama Pengurus Pusat Paguyuban MASTRIP, Rayyana Publishing serta keluarga almarhum Roestono Soeparto Koesoemo.

Sejarah TRIP
Hanya ada dua negara di dunia yang kalangan pelajarnya turut terlibat dalam perang mempertahankan kemerdekaan, yakni Indonesia dan Aljazair.
Pejuang TRIP adalah siswa SMT dari berbagai daerah yang pada tahun 1940- 1945 sedang bersekolah di Surabaya. Almarhum Roestono yang asal Situbondo dimakamkan di TMP Jalan Mayjen Sungkono Surabaya.

Saat itu Indonesia sedang dalam pendudukan tentara Jepang. Tempat mereka bersekolah kini dikenal dengan sebutan SMA Kompleks, kawasan Gubeng, Surabaya.
Untuk menambah kekuatan pasukannya, tentara Jepang melatih para pelajar ini teknik berperang.

Organisasi
Pelajar, Mahasiswa dan Santri Hadiri Bedah Buku Perjuangan TRIP

Peristiwa jatuhnya bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki dari pesawat bomber Amerika Serikat membuat keadaan berubah total. Jepang menyerah kepada tentara Sekutu.

Para pelajar mengikuti berita itu dari siaran radio. Yang mereka lihat, tentara Jepang seolah kehilangan semangat sejak peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki.
Saat itulah para pelajar yang sudah pernah dilatih perang-perangan bersepakat untuk menyerbu gudang senjata milik tentara Jepang. Ya sedapat-dapatnya. Ada yang dapat senjata laras pendek, ada pula yang dapat senjata laras panjang. Yang dapat granat dan bom serta meriam pun ada.

Para pelajar itu kemudian menunjuk Mas Isman sebagai Komandan TRIP. Almarhum Mas Isman yang lahir di Bondowoso 1 Januari 1924 wafat tahun 12 Desember 1982 dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal purnawisarwan TNI AD. Pada bulan November 2015 Mas Isman dinugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo.

Organisasi
Pelajar, Mahasiswa dan Santri Hadiri Bedah Buku Perjuangan TRIP

Pada tahun 1950 para pejuang TRIP dikumpulkan di Kota Malang. Ada yang ditawari jadi tentara atau polisi serta pegawai negeri. Mereka bebas memilih. Namun, meski tidak bekerja di satu tempat, para eks TNI Brigade XVII Detasemen I TRIP/Jawa Timur menyelenggarakan pertemuan setiap tahun. Tempat pertemuan adalah desa tempat pejuang TRIP pernah berperang.

Dalam pertemuan rutin tahunan itu para pejuang TRIP selalu memberikan tali asih berupa bangunan, seperti perpusatakaan atau gedung sekolah. Hal itu dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih kepada rakyat. Karena berkat bantuan dan perlindungan rakyatlah, para pejuang TRIP bisa selamat dari kejaran tentara Belanda yang coba kembali menjajah Indonesia.

[feed url=”http://beritajatim.net” number=”3″]

Untuk mengenang jasa pejuang TRIP itu kini di berbagai kota di Jawa Timur berdiri Monumen Pejrjuangan TRIP. Bahkan banyak jalan yang diberi nama Jalan MASTRIP, Jalan Pahlawan TRIP atau Jalan Tentara Pelajar.

“Yang unik itu sebutan MASTRIP. Ceritanya, penduduk bingung lihat para tentara pelajar ini. Kalau dipanggil Dik mereka ini tentara, kalau dipanggil Pak nyatanya mereka masih sekolah. Akhirnya populer sebutan MASTRIP itu untuk menyebut atau memanggil para tentara pelajar,” ujar Agus Wahyu Nuryadi yang almarhum ayahnya, Soedarsono Pr adalah anggota Regu F di Kesatuan TRIP Jawa Timur.
Ketua panitia bedah buku, Prof Prasetio menjelaskan, penerbitan buku TRIP tidak diniatkan untuk tujuan komersial. Itu sebabnya bagi yang ingin mendapatkan buku ini bisa mengakses www.rayyana.co.id kemudian menulis judul buku “TRIP Perjuanganmu Kuteruskan Sampai Akhir Zaman’ untuk mendapatkan buku elektronik secara cuma-cuma alias gratis. @red

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *