Sidoarjo, beritajatim.net – Peristiwa perampokan terjadi di RW 06 Perumahan Pesona Permata Ungu (PPU), Krian, Kabupaten Sidoarjo. Pelaku menggasak empat rumah dan menggondol uang serta barang berharga milik warga, yang total nilainya mencapai belasan juta rupiah.
Iptu Aman Prasetyo Kanitreskrim Polsek Krian menyebut, sejumlah warga yang menjadi korban perampokan telah membuat laporan ke Mapolsek.
“Senin kemarin satu orang, tadi pagi ada tiga yang laporan. Jadi semua korban sudah laporan,” kata Aman waktu dikonfirmasi, Rabu (27/9/2023).
Peristiwa perampokan di empat rumah itu terjadi, pada Senin (25/9/2023) dini hari. Aman menyebut timnya sudah mengantongi rekaman CCTV di TKP untuk melakukan pendalaman, dan mengidentifikasi pelaku yang berjumlah dua orang itu.
Aman menduga para pelaku ini adalah anak jalanan, karena waktu melakukan aksi perampokan terlihat tidak memakai sandal.
Namun, dia belum bisa mengungkap identitas pelaku karena masih didalami oleh Polsek Krian dan Polresta Sidoarjo.
“Dari CCTV kelihatannya anak jalanan begitu karena mereka tidak pakai sendal celana pendek. Ditangani polsek, cuma ada bantuan dari Polres memang,” jelasnya.
Sebetulnya, dalam kasus ini ada lima rumah yang dijarah oleh para pelaku. Kelima rumah itu ada tersebar di RT 06, RT 07, dan RT 01 di RW 06 Perumahan Pesona Permata Ungu, Krian.
Namun hanya empat rumah yang berhasil terbobol, dan pelaku sempat terekam CCTV saat berjalan menuju ke RT 01.
Ninin salah satu korban dari RT 01 menceritakan dirinya kehilangan dua tas. Salah satu tasnya, seharga Rp7 juta. “Satu itu tas mereknya Marc Jacobs, satu lagi lupa mereknya soalnya baru. Perhiasan ada gelang, dan kalung di dalamnya, sama uang sekitar tujuh juta lebih,” tuturnya.
Ninin menyebut dari rekaman CCTV diketahui bahwa kejadian pencurian di rumahnya terjadi sekitar jam 02.10 WIB.
Dari rekaman itu terlihat ada dua orang memakai jaket hoodie, celana pendek, masker, dan tanpa alas kaki berjalan dari arah RT 06 menuju ke RT 01. “Kalau keluar sekitar 02.30 dari rekaman CCTV kampung yang menyorot ke jalanan,” ungkapnya.
Para pelaku itu memasuki rumah Ninin dengan cara mencongkel jendela rumah. Setelah itu engsel jendela juga dirusak pelaku supaya mereka bisa masuk ke dalam. Begitu masuk pelaku langsung menuju ruang tengah dan mengambil dua tas korban.
“Keluar lewat jendela juga, kursi teras itu pindah ke deket gerbang kelihatannya buat loncat,” tutur Ninin.
Sedangkan di RT 06, ada dua rumah yang dibobol maling. Kata Theti Istri Ketua RT 06, rumah itu milik Husein dan Budi yang bersebelahan.
Husein mengaku kehilangan uang Rp800 ribu sedangkan Budi Rp500 ribu dan dua gawai.
Selain itu ada satu rumah di RT 06 yang hampir dirampok pelaku. Namun tidak jadi, rumah itu milik Midam. “Karena motornya key less kan bingung terus gak jadi diambil,” ujar Theti.
Sedangkan di RT 07 ada satu rumah milik Bandi yang dibobol. Pelaku menyatroni dua buah tabung gas LPG tiga kilogram senilai Rp300 ribu. Padahal tabung itu dipakai untuk usaha.
“Kasian padahal itu buat usaha katering orangnya,” kata Indah Istri Ketua RT 07.
Indah menyebut kalau wilayah Perumahan PPU sendiri memang rawan untuk kemalingan. Kata dia, beberapa warga sebelumnya pernah mengaku kehilangan barang elektronik hingga sepeda motor.
“Dahulu sering laptop, sampai motor sering di sini, lah kok ini sehari ada empat rumah kebobol,” ungkapnya.
Sejumlah korban menduga kalau dua pelaku yang diduga masih remaja itu sudah paham wilayah perumahan tersebut, khususnya di RT mana saja yang tidak mempunyai kamera CCTV.
“Kemungkinan pernah kesini pelaku sebelumnya, masih remaja kelihatannya bukan orang dewasa,” ucap Indah. @red