Bisnis “Kencingan” BBM Di Wilayah Sidoarjo Masih Bebas Beroperasional

Sidoarjo, beritajatim.net – Eksistensi Penyelewengan dan penyelundupan Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa “kencingan” atau pencurian BBM subsidi yang tidak sesuai pada tujuan, atau di tengah jalan diselundupkan oleh pelaku usaha untuk diperjual belikan terjadi di kawasan Porong Sidoarjo masih berjalan.
Salah satu lapak yang diduga menjadi tempat praktek “kencingan” BBM Subsidi tersebut berada di sisi jalan tol Arteri Sidoarjo – Pasuruan tepatnya di kawasan lahan parkir bekas pemukiman warga korban Lapindo di Desa Pamotan Kecamatan Porong Sidoarjo yang diketahui pemiliknya bernama Fauzi (Glewo) dan Awi, Selasa (26/06/2023).
Seringkali lapak ini jadi sorotan baik media juga pihak instansi tapi sangat disayangkan sampai saat ini kegiatan tersebut masih tetap berjalan dan makin sering tampak keluar masuk dengan bebas. Dari gunjingan warga mengatakan, adanya dugaan aktivitas jual beli BBM tersebut, terindikasi dari sering keluar-masuknya armada tangki Pertamina pengangkut solar dan pertalite.
“Ada lapak penimbunan pertalite diduga ilegal di wilayah situ pak, bersembunyi di lahan parkir truk sudah lama beroperasi. Dan operasionalnya bukan sekedar dimalam hari tapi juga pagi dan siang hari, seakan bebas cuma tidak semua orang bisa masuk ke wilayah itu” jelas warga.

“Kegiatan itu seakan tidak ada masalah hingga sampai sekarang masih beroperasional bebas, ternyata di situ juga ada bagian kontribusi yang memberi atensi jika ada yang masuk disitu, adapun Kordinator Wilayah disitu namanya Wawan, atau yang biasa dipanggil Lambang” imbuhnya
Dari Pantauan hari tim investigasi langsung ke lokasi lapak yang dimaksud pada (20/06/2023) terlihat dalam saat pagi ada 3 armada tangki keluar masuk ke lahan tersebut, malam juga masih ada beberapa armada tangki yang keluar masuk.
Di pantauan terakhir pada hari Selasa (27/06/2023) siang, terlihat 5 armada tangki pertamina keluar masuk lahan parkir, masuknya armada tangki pertamina ke lahan parkir bagian belakang menuju lapak, ketika didekati, terdapat adanya tumpukan drum-drum di dalamnya, namun disitu tidak pernah ada yang tandon jadi barang datang langsung habis ga sisa. Dan menurut keterangan warga juga disampaikan pertalite di perjual belikan dari harga Rp. 9000 dan Solar Rp. 6.500 perliter. @red